API DIBUKIT MENOREH


Jaman masih SD dulu aku diam-diam suka membaca komik silat yang dibeli Bapakku,dulu belum menyadari kalau yang aku baca adalah komik silat Legendaris Karangan dari penulis terkenal Almarhum SH Mintardja,ditulis secara berseri yang terbit tiap 2 minggu sekali.
Bapakku rupanya langganan beli di Toko Buku  Aneka Banjarnegara.

Buku ini juga merupakan novel silat dengan setting jaman peralihan dari kerajaan demak - kerajaan pajang ke kerajaan mataram. Bagi sebagian pelanggan harian Kedaulatan Rakyat - Yogya cerita bersambung Api di Bukit Menoreh yang ada di harian itu merupakan bagian yang tidak terlewatkan. Itu menunjukkan kepiawaian penulisnya dalam menyesuaikan cerita silat klasik dalam konteks kekinian. 

                                                                          Almarhum SH Mintardja


Tokoh Agung Sedayu,Swandaru Geni,Sekar Mirah,Pandan Wangi ,Glagah Putih. merupakan lakon buku ini.tokoh tokoh Fiktif yang dimunculkan untuk membantu Panembahan Senopati ketika Babad Alas Mentaok,untuk dijadikan kerjaan Mataram.
Kenapa Tanah Perdikan Menoreh dijadikan Judul Buku ini,karena Tanah Perdikan Menoreh lumayan mendominasi sepanjang cerita berdirinya Mataram.dan disana ada peran Ki Argapati yang menjadi Kepala Tanah Perdikan Menoreh.

Seperti Buku Nogososro Sabuk Inten, Buku Api di Bukit Menoreh merupakan karya monumental yang pernah dimuat sebagai cerber selama bertahun-tahun di Harian kedaulatan Rakyat Jogja. Bahkan bisa jadi Api di Bukit Menoreh merupakan cerita bersambung (cerber) koran paling panjang di Indonesia atau bahkan dunia. Seingatku Api di bukit menoreh sudah muncul sejak tahun 1970 dan terus ditulis oleh SH Mintarja sampai beliau meninggal dunia tahun sembilan puluhan. Karena beliau meninggal dunia, maka cerita Api di Bukit menoreh ini kayaknya menggantung (tidak tuntas). 

Saya baru tahu kalau buku ini tidak tuntas karena waktu saya tamat SMA,saya sudah tidak membaca buku ini lagi,karena harus pergi untuk merantau ke Bali.
Dan akhirnya saya tahu kalau Buku Api di Bukit Menoreh ternyata  juga  di Upload di Internet,beberapa Website memuat secara penuh mulai buku Jilid 1 sampai Jilid 396 dan ternyata Jilid 396 adalah Jilid terakhir yang di tulis oleh SH Mintardja,karena Beliau Meninggal dunia.
Akhirnya kerinduan saya pada Buku ini terobati,saya baca ulang mulai dari Jilid 1 dikisahkan disitu tokoh sentralnya yaitu Agung Sedayu masih seorang anak muda yang sangat penakut,sampai terakhir menjadi seorang Rangga Kerajaan Mataram yang mempunyai Ilmu Silat Pilih Tanding dan menjadi Bentengnya Mataram.

Dan benar cerita itu benar benar menggantung karena sedang ramai-ramainya ,penasaran pengin tahu gimana akhir ceritanya.
Rupanya ada beberapa penulis yang mencoba untuk meneruskan  Jilid 397 dan seterusnya,meskipun dengan gaya yang agak berbeda dengan penulis aslinya ,mereka adalah  :
  1. Ki Agus Surono, di blog adbmcadangan diberi halaman Bukan ADBM
  2. mbah_man, dengan Terusan ADBM nya di blog gagakseta diberi halaman Terusan ADBM
  3. Flam Zahra, awalnya diposting di facebook grup ADBM, tetapi kemudian diposting di Hati ADBM
  4. Agus Malindo, dengan Mendung di Lereng Merapi (MdLM), diposting di MdLM
  5. mbah_man dengan Sejengkal Tanah Setetes Darah, lanjutan dari Terusan ADBM

Dan ternyata juga yang sampai hari ini masih bertahan adalah karangan Mbah Man walaupun harus berubah judul menjadi Sejengkal Tanah Setetes Darah,konon karena alasan ijin dari ahli Waris Almarhum SH.Mintardja.
Sampai hari ini saya masih setia menjadi pembaca Lanjutan Api Dibukit Menoreh,karangan Mbah Man,benar benar saya sudah kecanduan berat,tiap hari saya pasti buka Website nya berharap ada tulisan baru muncul,karena mbah Man juga menulis sebagai Hobby makanya tergantung waktu senggang Beliau.

Buku Api Dibukit Menoreh sarat dengan pelajaran dan ajaran Budaya Jawa yang kental,banyak hal yang bisa diambil hikmahnya dari Buku ini,bahwa ternyata Tanah Jawa ini benar benar menyimpan sejarah dan kekayaan Budaya yang luar biasa.
Semoga Mbah man bisa menulis sampai akhir cerita karya agung ini,mungkin sampai surutnya kerajaan Mataram.
Share:

0 comments:

Posting Komentar