Miris

Beberapa hari terakhir ini aku tidak begitu sering Update Status di Facebook atau di Media Sosial yang lain,bahkan di Grup grup Wa yang memenuhi HP ku dan setiap saat berdering nada notifikasi grup,tak juga menarik minatku saat ini untuk ikut obrolan seperti biasanya.
Ada yang nanyain kenapa jarang muncul,sehatkah dan lain-lain? tapi lebih banyak yang gak peduli...he he he  ( emang siapa Lu...he..he )

Tapi baiklah untuk Sahabat-sahabatku,teman-teman dan juga saudara-saudara ku semua yang peduli sama aku,
saat ini aku dalam keadaan sehat dan tetap beraktifitas seperti biasanya.
Aku tetap bekerja keras dan selalu berusaha agar bisa meningkatkan taraf hidupku menjadi mapan dan bisa menafkahi keluarga dengan layak,meskipun dalam segala hal kondisi ekonomi kita Bangsa Indonesia sedang tidak menentu.
Tidak menentu itu ukuran kita Masyarakat kecil,yang tidak bisa menentukan kebijaksanaan sendiri,karena sebagai rakyat kita harus nurut dengan apa yang sudah di putuskan sama pemerintah.
Listrik mahal,kita harus tetap bayar,gak mungkin kan kita berhenti pakai Listrik  ( Gimana dong mau nge charge Hp...he he he)
Beras mahal kita tetap harus beli karena perut kita orang Indonesia gak merasa kenyang kalau belum makan nasi...Daging mahal gak mungkin kita suruh anak anak kita berburu siput di sawah untuk kita makan...

Tapi sebagai manusia yang berdaulat terhadap diri sendiri,kita tetap wajib berusaha memenuhi hajat kita, tetap berusaha dan berjuang agar perut kita dan anak istri kita tetap terisi dengan nasi dan lauk pauk yang syukur-syukur bergizi..biarlah diluar sana ada hiruk pikuk orang-orang yang berlomba untuk mengejar jabatan menjadi orang nomer 1 (Satu) di Negri ini.
Sungguh negri kita Indonesia yang damai,tentram dan kaya raya saat ini tengah menjadi ajang sandiwara politik yang kadang-kadang sangat lucu bahkan melebihi Stand Up Komedi bahkan melebihi lucunya Grup Lawak Legendaris Warkop.

Bayangin aja ada salah satu kandidat Calon Presiden yang selama ini diragukan ke Islaman nya,hanya demi untuk menjawab Fitnah tidak dekat dengan Ulama,anti Islam dan lain-lain,lalu tega menunjuk dan memilih seorang  Ulama,Seorang Rais Aam untuk menjadi wakil nya.
Dalam kaca mata saya sebagai Umat Islam rasanya gak pantas Beliau menjadi wakil dari seseorang yang secara Ilmu agama jauh dibawah beliau,secara Usia juga demikian..lihatlah yang terjadi sekarang,Beliau yang sudah sepuh harus memaksakan diri kesana kemari untuk minta Restu dan dukungan.
Dipaksa untuk ikut bicara Politik yang barangkali sering bertentangan dengan Syariat Agama,bahkan sempat muncul kesombongan dengan mempertanyakan kadar ke Ulamaan, Ulama-Ulama yang mendukung Capres lain..
Dibingkai dengan gaya bahasa apapun tetap saja Jabatan Wapres ini sangat menarik bagi beliau hingga harus rela untuk berseberangan dengan Tokoh-Tokoh NU yang lebih menghendaki Beliau tidak terjun kedunia Politik..agar beliau tetap Istiqomah menjadi Ulama .

Ada satu hal yang menurutku sangat lucu,bukan karena saya juga penggemar Tempe,karena tiap hari saya hampir gak pernah makan tanpa Tempe.
Ketika ada Seorang Cawapres dari Oposisi mengatakan Tempe kita dipasar-pasar sekarang menjadi Tipis dan ukurannya semakin mengecil,karena harga kedelai yang mahal dan harus di Import,maka dengan segera Sang Petahana Subuh subuh datang ke Pasar untuk mengecek Tempe apakah benar ukuranya jadi Tipis dan kecil....ha ha ha..kali ini saya gak sekedar tersenyum tapi tertawa terbahak bahak...( hidup Tempe ???) rupanya Tempe lebih penting untuk diurus ketimbang mengurusi Guru-guru Honorer yang menagih janji untuk diangkat menjadi ASN.
Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ini yang dengan susah payah datang ke Jakarta,tidur beratap langit di Depan Istana harus rela menahan rasa kecewa karena tidak bisa ketemu dengan orang yang dianggap bisa merubah nasibnya dari Honorer menjadi Guru ASN.

Banyak hal sebenarnya yang ingin aku tulis,ada kemarahan,ada sakit hati dan juga perasaan-perasaan yang lain melihat Negri ini menjadi ajang main-main segelintir orang yang merasa memiliki negri ini lebih dari rakyat kebanyakan,anehnya banyak orang yang mendukung membabi buta,karena Partainya,karena Ideologinya,atau entah karena apalagi.
Harusnya dalam keadaan seperti apapun tetaplah berpikir bahwa kita punya Anak Cucu yang kelak akan mewarisi Negri ini,apa jadinya jika Negri ini hancur karena Napsu dan ke Egoisan kita,maka kelak betapa akan menderitanya Anak dan Cucu kita.

Politik juga jangan berdiri lebih tegak ketimbang agama,Jabatan di dunia ini hanya sementara dan kelak akan dimintai tanggung jawab Oleh Allah Swt sementara agama adalah jalan kita menuju kebahagiaan yang Hakiki baik di Dunia maupun di Akherat kelak.
Bagi saya Agama jauh lebih penting,apalagi sebagai Umat Islam, kita jangan mau terpecah belah hanya karena ada yang sangat menginginkan menjadi Presiden.
Jika ada yang berpikiran sebaliknya silahkan saja,tapi bagi Saudara-saudaraku,Sahabatku semua,medan kita berjuang masih sangat luas terbentang,berjuang untuk hidup lebih baik,berjuang untuk menolong Saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dan berjuang untuk mempersiapkan Anak dan Cucu kita untuk mewarisi Negri ini kelak,dalam kondisi apapun..
Tetaplah Optimis dan terus berusaha disertai dengan Doa,agar negri ini kelak menjadi Negri yang Adil dan Makmur,Gemah Ripah Loh Jinawi

Denpasar 5 Oktober 2018




Share:

0 comments:

Posting Komentar